Sejarah aluminium dalam peradaban manusia, telah melalui proses waktu yang panjang. Material jenis ini, boleh dikatakan ada dimana-mana.

Ada banyak benda-benda di sekitar yang mengandung unsur Al, sebut saja kaleng minuman dan makanan, perabot rumah, hingga lapisan kendaraan.

Seringkali seseorang, hanya menggunakannya saja. Tanpa mengerti asal usul, karakteristik, serta proses pembuatannya yang mungkin cukup rumit. Akan tetapi, bila dipelajari dengan baik ada banyak informasi berharga yang dapat diambil. Dan tentunya, sangat menarik!

Jenis logam ini memiliki jumlah yang tidak terbatas dan mudah sekali ditemukan. Tidak sulit untuk menemukan orang yang menjual berbagai jenis aluminium. Karena memang permintaan pasar untuk logam jenis ini, sangat tinggi.

Aluminium dilambangkan dengan simbol Al, memiliki tekstur yang kenyal dan tidak terlalu keras, dibandingkan logam yang lain.

Mempelajari sejarah aluminium, tentunya tidak lepas dari beragam fakta menarik yang bisa diambil.

Berikut penjelasan sebagai tambahan wawasan bagi pembaca:

Sejarah Aluminium

Selama ini wujud unsur Al yang sangat familiar di masyarakat adalah logam yang kuat dan ringan. Akan tetapi, untuk memperoleh bentuk demikian tentunya tidak lepas dari sejarah Alumunium yang patut diketahui.

Nama ‘alumine’ awalnya diusulkan oleh De Morveau pada tahun 1761, kala ini masih belum ditemukan cara pemurniannya.

Sintesis dari aluminium murni baru ditemukan oleh Oersted pada tahun 1825, yang mana merupakan seorang ahli fisika. Penelitian ini selanjutnya dikembangkan oleh Wohler pada tahun 1827 dengan metode yang lebih sederhana.

Akan tetapi, tahapan pemurnian yang dilakukan tidak mampu menghasilkan unsur Al dalam jumlah banyak.

Kendala tersebut membuat harga unsur Al yang melonjak tinggi, bahkan bisa lebih mahal daripada emas kala itu. Sehingga hanya sedikit orang-orang yang dapat memiliki barang-barang terbuat dari unsur Al murni.

Kesulitan tersebut akhirnya teratasi dengan ditemukannya proses pemurnian Hall Heroult yang lebih efektif pada tahun 1886.

Setelah hasil penemuan tersebut dipublikasikan, mulai banyak barang-barang dari unsur Al yang diproduksi. Melimpahnya produk tersebut mempengaruhi penurunan harga aluminium secara drastis.

Seiring perkembangan teknologi, semakin banyak bidang industri yang menggunakan unsur Al murni sebagai bahan utama.

Hasil tambang Alumunium juga banyak ditemukan di Indonesia, setidaknya terdapat 3 daerah penghasil terbesar. Lokasi pertama terletak di Papua, sebagaimana yang telah diketahui bahwa daerah ini terkenal akan hasil tambang emas. Begitu pun pada Papua Barat yang dikaruniai dengan sumber daya yang melimpah.

Setidaknya kebutuhan aluminium pada kedua daerah tersebut serta di daerah sekitar dapat terpenuhi. Selain itu, hasil logam yang berlimpah juga ditemukan pada provinsi Sumatera Utara.

Pengelolaan sumber daya ini dilakukan langsung oleh BUMN. Hasil dari pertambangan digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan penduduk Sumatera dan Jawa sekaligus.

Karakteristik yang Wajib Diketahui

Sebagaimana yang telah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, alumunium seringkali digunakan dalam perabot rumah tangga.

Bahkan karena sifatnya yang kuat dan tahan lama, logam satu ini juga kerap kali dimanfaatkan di berbagai bidang industri. Itulah sebabnya, keberadaannya sangat diperlukan terutama untuk menunjang kebutuhan industri masa kini dalam suatu negara.

Untuk menemukan contoh produk yang menggunakan bahan dasar alumunium tentu sangat mudah sekali disebutkan. Ketahanan yang tinggi membuat logam ini seringkali digunakan sebagai lapisan pada lampu mobil hingga bingkai jendela pesawat terbang.

Agar dapat mengidentifikasi logam tersebut, pemahaman akan karakteristik aluminium dapat digali melalui penjelasan di bawah ini:

1. Tahan Korosi

Secara struktural, alumunium memiliki permukaan yang cukup rapat. Sehingga tidak mudah ditembus air, bila dibandingkan dengan besi. Karakteristik kedua logam ini sangatlah berbeda.

Ketika terlalu sering terkontaminasi dengan air, besi cenderung membentuk lubang yang mana justru akan membuatnya jadi karatan. Itulah sebabnya, besi tidak digunakan dalam perabot rumah tangga.

Ketahanan aluminium terhadap korosi disebabkan karena logam ini mampu menghasilkan zat oksida sendiri. Zat tersebut sangat diperlukan dalam mencegah terbentuknya lubang pada permukaan aluminium.

Sehingga, logam tidak mengalami korosi yang merusak permukaan. Alhasil, logam ini sangat baik dan tahan lama ketika digunakan sebagai peralatan sehari-hari.

2. Tidak Berbau

Pemilihan sebuah bahan baku dalam peralatan sehari-hari tentu saja sangat diperhatikan dari berbagai aspek. Bukan hanya sekedar dari segi ketahanan saja, akan tetapi bahan yang tidak berbau sangat diutamakan. Sebab, bila sebuah barang teridentifikasi menghasilkan bau khusus selama digunakan tentunya akan sangat mengganggu dan mengurangi kenyamanan pengguna.

Salah satu kelebihan dari alumunium terletak pada sifatnya yang tidak berbau, sehingga cocok digunakan sehari-hari. Ketika dipanaskan maupun didinginkan, alumunium terbukti tidak menghasilkan bau sama sekali. Sehingga sangat cocok saat dimanfaatkan dalam dunia industri sebagai bahan pembuatan kendaraan hingga perabot rumah tangga.

3. Tidak Terlalu Berat

Bobot sebuah bahan baku dalam pembuatan perabot rumah tangga tentunya sangat diperhatikan. Sebab, hal tersebut berkaitan langsung dengan kenyamanan saat menggunakan peralatan tersebut.

Bayangkan bila sendok maupun panci yang terlalu berat, tentu proses memasak dan makan akan menjadi sangat menyulitkan. Untuk itulah dipilih alumunium yang tidak terlalu berat.

Bila dibandingkan dengan logam yang lain seperti baja, bobot aluminium jauh lebih ringan. Setidaknya, berat jenis logam ini hanya sekitar sepertiga ketika dibandingkan dengan baja.

Itulah sebabnya, alumunium menjadi pilihan utama sebagai bahan baku dalam pembuatan perlengkapan rumah tangga. Sehingga orang-orang yang menggunakannya untuk beraktivitas tetap merasa nyaman.

4. Elastis

Bila menyebutkan barang-barang yang terbuat dari alumunium, tentunya pembaca akan menemukan banyak contohnya. Mulai dari alat-alat dapur, kendaraan, hingga berbagai peralatan lainnya yang sangat beraneka ragam. Ini dikarenakan sifat dasar dari alumunium yang begitu elastis sehingga mudah untuk dibentuk. Tentunya proses tersebut dilakukan dengan tahapan tertentu.

Penambahan unsur lain tidak akan membuat karakteristik aluminium berubah. Justru permukaan alumunium akan semakin terlihat bagus ketika dikombinasikan dengan unsur silikon. Penambahan Mn akan membuat logam menjadi semakin kuat, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pipa beton. Untuk memahaminya, pembaca dapat mempelajari beberapa jenis dari alumunium.

5. Mudah di Daur Ulang

Aspek yang paling utama dalam penggunaan sebuah bahan adalah kemampuan untuk di daur ulang. Tahapan ini merupakan proses mengolah logam yang sudah lama dan tidak terpakai menjadi perabot baru yang lebih fungsional. Dengan adanya proses recycle tersebut, diharapkan dapat mampu mengatasi masalah sampah dan menghindari pencemaran

Adapun proses mendaur ulang barang-barang berunsur Al memerlukan teknik khusus, awalnya perabot bekas dikumpulkan terlebih dulu. Kemudahan proses recycle dan kebutuhan energi yang rendah membuatnya sangat direkomendasikan.

Hasilnya, berbagai produk aluminium seperti panci, penggorengan, pisau, dan lainnya dapat kembali digunakan sehari-hari.

6. Reflektif dan Konduktif

Kemampuan aluminium dalam menyerap cahaya matahari membuatnya banyak dimanfaatkan dalam teknologi. Terutama dalam bidang industri yang berkaitan dengan tenaga surya.

Selain itu, alumunium juga memiliki sifat konduktif yang mana mampu menjadi penghantar arus listrik yang baik. Hal tersebut jelas terlihat dari penggunaan aluminium sebagai bahan dasar dalam peralatan memasak di dapur.

Manfaat Aluminium

Jenis logam dengan lambang Al ini banyak digunakan sebagai bahan baku industri, mengingat bahwa aluminium memiliki karakteristik yang banyak memberikan manfaat.

Terlebih jumlahnya sangat berlimpah, sehingga mudah ditemukan. Tingkat elastisitas yang dimiliki oleh logam tersebut membuatnya mudah dibentuk ke berbagai bentuk barang dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketahanan yang dimiliki oleh logam Al membuatnya sering digunakan sebagai bahan baku dalam konstruksi bangunan. Dahulu penyangga bangunan pada umumnya menggunakan bahan kayu dan bertahan beberapa lama.

Meski terbilang kuat, kayu memiliki kekurangan yaitu mudah rusak seiring berjalannya waktu atau pun dikarenakan rayap. Sehingga perlu adanya perbaikan secara berkala agar bangunan tetap kokoh.

Seiring berkembangnya zaman, orang-orang beralih pada penggunaan alumunium yang lebih tahan lama. Mengingat logam ini jauh lebih kokoh bila dibandingkan material kayu. Sehingga mampu menahan material lain yang lebih berat.

Aspek tersebut juga menjadi alasan penggunaan Aluminium dalam bidang otomotif. Terutama dalam melapisi kendaraan bermotor agar lebih kuat dan tahan korosi.

Salah satu benda berasal dari unsur Al yang sering ditemukan sebagai bungkus makanan yaitu aluminium foil. Penggunaan unsur logam ini sangat baik dalam menjaga makanan agar tidak mudah terpapar bakteri.

Di samping itu, unsur Al kerap kali ditemukan sebagai bahan pelapis pada kabel telepon. Sebab, alumunium memiliki ketahanan yang baik terhadap perubahan cuaca maupun suhu.

Ketika cuaca sedang ekstrim, rawan bagi kabel telepon terkena sambaran petir hingga membuatnya rusak. Untuk itulah digunakan lapisan unsur Al guna melindungi sambaran petir yang memiliki tekanan tinggi.

Sehingga, kabel telepon akan tetap aman meskipun dalam cuaca yang buruk sekalipun. Dengan demikian, resiko terjadinya kerusakan dapat diminimalkan.

Selain itu, unsur Al dengan kadar tertentu juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam pembuatan cat. Hal tersebut dikarenakan sifat dasar dari unsur Al yang tahan lama.

Pada beberapa industri, logam ini juga dijadikan sebagai campuran dalam produk kosmetik. Tentunya berdasarkan kadar yang sesuai aturan dan tidak berlebihan.

Proses Pemurnian Alumunium

Unsur Al dalam bentuk murni ditemukan pada tahun 1827, oleh seorang bernama Wohler. Adapun proses pemurniannya dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses Bayer dan Hall Heroult.

Cara tersebut baru ditemukan tepatnya pada tahun 1886 oleh dua orang yaitu Hall dan Heroult yang tinggal di tempat berbeda. Hasil penemuan tersebut membuat harga aluminium langsung menurun.

Sebelum mendapatkan aluminium murni, tahapan Bayer patut dilaksanakan guna memperoleh alumina. Secara garis besar, tahapan ini berupa pembasuhan mineral bauksit yang mengandung Al dengan Natrium Hidroksida bersuhu tinggi.

Hasil akhir yang diperoleh berupa air dan alumina yang selanjutnya akan diproses secara Hall Heroult.

Pada tahapan selanjutnya, alumina yang diperoleh akan dileburkan bersama lelehan kriolit pada suhu tertentu. Semua proses yang dilakukan berlangsung pada sebuah tangki baja yang tahan terhadap suhu tinggi.

Bila dihitung secara garis besar, 1 ton Al murni diperoleh dari 2 ton alumina. Sedangkan untuk mencapai jumlah tersebut diperlukan setidaknya 4 ton bauksit sebagai bahan utama.

Bila dibandingkan dengan proses mendaur ulang, tahapan pemurnian jauh lebih panjang dan memerlukan banyak energi.

Meski mudah untuk didaur ulang, akan tetapi proses tersebut akan menyerap berat unsur Al sampai 15% dari berat sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan oksidasi oleh udara yang terjadi selama proses mendaur ulang.

Perbedaan lainnya juga terletak pada kadar Al yang berbeda antara hasil daur ulang dan proses pemurnian secara langsung.

Hasil daur ulang mengandung unsur Al yang lebih sedikit, akan tetapi karakteristik dan ketahanannya tidak berubah. Sehingga dapat kembali digunakan sebagai bahan pembuatan perabot rumah dan barang-barang lainnya.

Lebih uniknya lagi, limbah yang dihasilkan selama proses pemurnian serta daur ulang logam Al juga dapat dimanfaatkan lagi.

Misalnya saja campuran dalam pembuatan bata yang kuat, pembuatan beton, serta pengisi aspal yang tahan lama.

Dengan demikian, penggunaan unsur Al akan menjadi ramah lingkungan saat diaplikasikan dengan tepat.

Jenis-jenis Aluminium yang Patut Dipahami

Setiap unsur Al yang dimanfaatkan dalam produksi suatu barang memiliki beragam jenis dan tentunya memiliki spesifikasi berbeda.

Perbedaan tersebut terletak pada kombinasi unsur lain yang digunakan dalam tahapan pembentukan logam.

Perpaduan yang dilakukan umumnya tidak merusak karakteristik utama alumunium, justru menambah segi ketahanan dan kualitas logam yang dihasilkan.

Setidaknya terdapat 6 jenis perpaduan yang patut dipelajari terutama bagi pembaca yang sedang mencari alumunium sesuai dengan kebutuhan.

Klasifikasi ini didasarkan pada paduan logam yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai tambahan referensi, berikut penjelasan dari masing-masing jenis aluminium beserta penggunaannya:

1. Duralium

Jenis alumunium ini merupakan kombinasi dari unsur Al murni, magnesium, silikon, dan tembaga dengan kadar tertentu. Oleh sebab itu, perpaduan logam tersebut menghasilkan bahan yang memiliki ketahanan tinggi. Itulah sebabnya, duralium banyak dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi pada pesawat terbang yang anti korosi.

2. Magnesium Silikon Alloy

Logam ini dibentuk oleh campuran unsur Al, sedikit Mg, dan Si dengan perbandingan tertentu. Perpaduan dari unsur-unsur tersebut menghasilkan logam yang mampu menghantarkan panas dengan baik. Adapun penggunaan logam ini banyak ditemukan pada silinder head, piston, serta berbagai onderdil pada kendaraan bermotor.

3. Magnesium Alloy

Unsur Al bercampur dengan Mg serta zat lainnya akan membentuk Magnesium Alloy. Logam ini memiliki massa yang ringan dibanding lainnya, sehingga nyaman ketika digunakan untuk beraktivitas. Salah satu contohnya yang paling sering ditemukan yaitu pada kamera berbahan Magnesium Alloy. Selain ringan, produk ini juga tahan terhadap korosi meski terkena percikan air.

4. Silikon Alloy

Perpaduan antara unsur Al dan silikon menghasilkan logam yang memiliki permukaan bagus. Di samping itu, keduanya tidak mudah mengalami pengkaratan sehingga sangat cocok untuk diaplikasikan pada kendaraan. Produk yang terbuat dari bahan baku silikon alloy yaitu piston pada motor. Produk ini berperan penting dalam menekan udara masuk pada mesin pembakaran.

5. Manganese Alloy

Sifat elastis dari aluminium yang dipadukan dengan Mn membuatnya lebih keras dan kuat. Akan tetapi dengan proses tertentu, logam tetap dapat dibentuk dengan mudah. Di samping itu, manganese alloy tahan terhadap korosi meski sering terkontaminasi dengan air. Untuk itulah, logam ini kerap kali dijadikan sebagai bahan pembuatan tangki atau pun pipa.

6. Copper Alloy

Seri ini seringkali disebut sebagai ‘duralimin’ yang mana mengandung Cu serta unsur lainnya. Copper Alloy juga memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap panas dan tekanan. Pemanfaatan seri alumunium ini seringkali digunakan pada kendaraan bermotor. Terutama pada bagian mesin pembakaran yang mempunyai temperatur tinggi.

Kesimpulan

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai sejarah alumunium serta fakta menarik yang dapat dipelajari. Bila meninjau dari karakteristik logam tersebut yang mempunyai banyak keunggulan, wajar bila unsur Al seringkali dimanfaatkan dalam industri. Terlebih jumlahnya berlimpah, memiliki massa yang ringan, dan nyaman ketika digunakan sehari-hari.