Memiliki website tampaknya sudah menjadi kebutuhan banyak orang terutama yang memiliki bisnis. Website bisa digunakan sebagai sarana branding dan juga promosi. Namun, bagi yang masih tergolong sebagai pemula, sebelum membuat website, setidaknya harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan hosting.

Pengetahuan tentang apa yang dimaksud hosting sama pentingnya dengan pengetahuan tentang website itu sendiri. Agar semakin mantap dalam membuat website, yuk, ketahui dulu seluk beluk tentang hosting, fungsi, dan juga jenis-jenisnya.

Apa Itu Hosting?

Agar mudah dimengerti, penjelasan tentang apa yang dimaksud hosting akan dijelaskan dengan menggunakan analogi. Jika dianalogikan, hosting adalah tempat penyimpanan atau gudang atau space di dalam sebuah gudang yang dibangun di atas sebuah lahan. Hosting sering juga disebut sebuah server.

Hosting berguna sebagai tempat untuk menyimpan data-data dari sebuah website. Sebuah website, berisi banyak sekali data-data, mulai dari gambar, video, artikel, email, dan lainnya. Apapun yang diunggah atau diunduh dari sebuah website, itulah yang disebut data.

Pada saat website sedang diakses oleh pengunjung, maka mereka sedang mengakses data-data yang disimpan di tempat penyimpanan website. Tanpa hosting, mustahil sebuah website bisa dibangun karena data dalam website harus disimpan.

Ketika pengunjung ingin membuka sebuah website, maka ia akan mengetikkan alamat atau domain. Domain tadilah yang mengarahkan pengunjung ke website yang ada dalam sebuah tempat penyimpanan website.

Jadi, jangan bingung dengan dua istilah ini, ya. Hosting adalah tempatnya, domain adalah alamatnya.

Tempat penyimpanan website ini juga berperan penting dalam perkembangan dunia bisnis, khususnya untuk Indonesia. Pada tahun 2017 saja, ada sekitar 143,2 juta jiwa penduduk Indonesia yang menjadi pengguna internet. Tujuannya macam-macam. Menurut survey APJIII tahun 2017, sekitar 45,14% pengguna mencari harga produk yang ingin mereka beli dari internet.

Selanjutnya, 32,19% penggunaan internet adalah untuk belanja pada online shop atau e-commerce. Yang paling besar porsinya adalah untuk chatting, yaitu sebesar 89,35%. Dengan besarnya pengguna internet Indonesia, maka kebutuhan akan penyedia jasa hosting yang handal menjadi sangat krusial.

Jenis-jenis Hosting

Untuk bisa membuat sebuah website perlu pemilihan tempat penyimpanan yang tepat. Pemilihan ini tentu harus menyesuaikan dengan karakteristik website itu sendiri, tujuan pembuatan website, dan yang terakhir adalah soal budget. Berikut ini adalah beberapa jenis hosting yang umum:

1. Shared Hosting

Apa maksud dari shared hosting? Agar lebih mudah mengerti, shared host bisa kita analogikan sebagai kegiatan menyewa rumah bersama-sama dengan teman. Tujuan utamanya adalah agar mendapat harga yang murah dan praktis. Segala fasilitas seperti air, listrik, dan juga kamar-kamar sudah tersedia dari pemilik rumah, pengguna tinggal pakai saja, tapi tidak bisa melakukan modifikasi.

Dalam sebuah server shared host biasanya terdapat banyak sekali website. Website-website yang ada dalam server ini tentu akan berbagi resources seperti bandwidth, memory, dan juga technical support. Shared host cocok untuk pemilik website pemula dengan tujuan sederhana misalnya blogging, website usaha kecil pemula, atau untuk personal branding. Harganya murah dan penggunaannya mudah.

2. VPS

VPS (Virtual Private Server) adalah tempat penyimpanan website yang mirip dengan shared hosting tapi lebih besar lagi kewenangan pengguna. Jika kita ibaratkan, VPS adalah kamar kos. Penyewa kamar kos berhak mendekorasi kamarnya sendiri tapi tetap bisa menggunakan jatah air, listrik, dan juga bantuan lain dari pemilik kos.

VPS biasanya menjadi favorit para blogger atau pemilik usaha level menengah, yang traffic websitenya mulai banyak. Pengguna VPS minimal harus mengerti tentang konfigurasi server. Pasalnya, VPS membebaskan pengguna untuk mengatur jatah resourcesnya sendiri.

Harga dari VPS lebih mahal sedikit daripada shared hosting namun tetap ekonomis. Dengan keleluasaan mengelola bagian server yang Anda sewa, harga untuk VPS tampak wajar. Jika ingin menggunakan VPS, pastikan sudah memahami tentang teknis pengelolaan server.

3. Dedicated Hosting

Istilah dedicated hosting adalah ibarat menyewa keseluruhan bangunan gedung apartemen. Pemilik bebas menyimpan sebanyak kapasitas gedung, bebas mengelola sumber daya, melakukan modifikasi, serta mendapatkan keamanan dan kenyamanan yang maksimal.

Untuk kelas dedicated ini, website yang menjadi penggunanya adalah website yang trafficnya sangat besar. Misalnya online shop, e-commerce, atau website perusahaan besar. Perusahaan besar memang idealnya memiliki server yang besar juga untuk menjaga performa website.

Harga untuk sebuah dedicated hosting sangat mahal. Pasalnya, pengguna mendapatkan layanan penuh dari provider penyedia terkait teknis dan pengelolaan server. Sumber daya yang besar dan performa website maksimal karena jarang terjadi lagging.

Namun begitu, sebuah dedicated host dipastikan tetap ada dalam sebuah lokasi tetap bernama data center. Jika ada permasalahan pada data center, mau tidak mau server tetap terganggu. Ibaratnya, terjadi bencana alam yang menyebabkan kerusakan pada bangunannya.

4. Cloud Hosting

Jenis hosting yang satu ini sedang booming dan sangat banyak peminatnya belakangan ini. Pasalnya, cloud hosting menawarkan treatment yang unik bagi data-data yang tersimpan dalam server. Alih-alih hanya menggunakan satu server, server cloud menyimpan datanya dalam banyak server berbeda.

Server-server cloud memiliki resources sendiri-sendiri dan bekerja bersamaan untuk saling back up. Jika ada masalah pada salah satu server, maka server lain akan melakukan back up. Jadi, website yang ada pada cloud hosting sangat jarang sekali mengalami masalah.

Teknologi ini cocok untuk website-website dengan traffic yang sangat tinggi. Contohnya seperti marketplace, e-commerce, website project contohnya website penerimaan CPNS atau KPU, lalu website perusahaan-perusahaan besar. Jenis website ini adalah jenis website yang tidak boleh bermasalah.

Cloud host sendiri konon bisa meningkatkan pendapatan perusahaan karena performanya yang prima, cepat, dan juga aman. Menariknya lagi, biaya untuk teknologi ini adalah berdasarkan resources yang terpakai oleh sebuah website. Semakin besar, tentunya semakin mahal.

Hosting Indonesia atau Luar Negeri?

Apa yang maksud dari istilah hosting Indonesia atau luar negeri? Tentu saja adalah lokasi server penyedia tempat penyimpanan website tersebut. Penyedia dari Indonesia belum tentu kalah baik dengan luar negeri. Walaupun tidak dapat kita pungkiri, hosting-hosting luar negeri memiliki jaringan server yang luas dan dukungan support team yang solid.

Tetapi, jika pangsa pasar website adalah orang Indonesia, maka sebaiknya gunakan tempat penyimpanan website dari Indonesia saja. Belum lagi jika ada kendala, tentu harus menghubungi technical support yang mudah terhubungi. Kendala bahasa juga sering menjadi masalah bagi pengguna dari luar negeri.

Pengunjung website akan menentukan jenis tempat penyimpanan website Anda. Boleh-boleh saja menggunakan tempat penyimpanan website dari luar negeri jika pengunjung website memang dalam lingkup internasional. Tentunya, pemilik website juga harus menyediakan personil yang me-maintain website itu sendiri, minimal yang bisa berbahasa inggris dan mengerti bahasa pemrograman.

Nah, sudah semakin jelas bukan apa itu hosting dan jenis-jenisnya. Ingat, pemilihan tempat penyimpanan ini sangat terpengaruh oleh karakteristik website. Bagi pemula yang baru ingin terjun ke dunia digital, kami sarankan coba yang paling mudah, murah, dan praktis dulu saja seperti shared hosting.

Baca juga: Memahami Apa Itu Web Hosting: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenisnya

Sumber: Garuda Website